[Drabble-Mix] Ours

29493ca4b6d533eb542cc8dd32755500

OURS

.

College-Life, Fluff || 10 drabbles || PG-15

Starring
[Wanna-One] Park Jihoon and Me

Beware: Non-EYD

Bipolaritas dari seorang Park Jihoon: Nyebelin, sekaligus ngangenin

© 2018 by graesthetic

I only own the plot. Cr pict as shown

.

== HAPPY READING ==

.

.

.

[1]

“Nggak ada yang nyuruh kamu begadang, Ji.”

Jihoon memamerkan ke-32 gigi putihnya, nyengir lebar. “Materinya banyak banget ….”

“Siapa suruh nggak nyicil?”

Ia cengengesan.

“Tapi thanks ya sudah ikutan begadang bareng aku kemarin,” pungkasnya sambil mengelus punggung tanganku.

Aku hanya mengulum senyum. Ia tidak tahu kalau kemarin aku sudah tidur siang lebih dulu karena memang sudah berencana belajar sampai larut.

.

[2]

“Ji …. Aku …. Aku lupa bawa dompet. Boleh ya aku—”

“Kamu mau makan apa? Ayo pilih! Ambil yang banyak kalau perlu! Aku yang bayar ntar.”

Mataku berbinar-binar menatapnya. “SERIUS?!”

Yup! Mumpung masih awal bulan. Nanti kalau sudah tanggal tua gantian kamu yang traktir aku, ya ….”

.

[3]

Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tahu-tahu Jihoon muncul di depan pintu kamarku. Sementara aku terbaring dengan diri terbungkus selimut.

“Tadi kamu ke lab? Ngapain? Memangnya kamu udah baikan?”

“Maksain datang, Ji. Hari ini hari terakhir lab dan kalau aku nggak datang aku harus ulang blok ini tahun depan.”

“Nggak nyamperin aku dulu?”

“Takut ketularan.”

“Aku kan udah pernah kena cacar.”

“Teman-teman yang lain?”

Jihoon terdiam. “Benar juga … “ angguknya.

Anyway Ge, nanti kukirimkan VN materi di kelas tadi. Kamu dengar ya biar nggak ketinggalan pelajaran. Cepat sembuh, sweetheart. I miss you.

.

[4]

“Ge, kita diajak belajar bareng nih sama—Hei, hei, what’s wrong?”

Aku menatapnya sambil mengulas senyum tipis. “Aku absen dulu belajar barengnya, ya. Mau belajar sendiri dulu.”

“Kenapa?”

“Aku belum belajar apa-apa. Nggak enak dengan kalian yang pasti sudah belajar banyak. Aku kayak orang bodoh ntar.”

I’ll go with you.”

No need, Ji-ya. Aku bisa sendiri. Just go with them, okay?”

Ia menghela napas sesaat, lalu, “Oke. Tapi pastikan kalau kamu akan hubungi aku kalau butuh sesuatu.”

.

[5]

“Ge, pulang aku yang antar, ya ….”

“Ji, kos-kosan aku tinggal nyebrang, loh. No need to—”

“Ikut aja, yuk! Sekalian aku mau pamer kalau aku akhirnya dapat SIM.”

Aku hanya dapat tertawa kecil. Okay, Parkji. You win.

.

[6]

“Ji, what’s wrong?”

Ia mendatangiku dengan raut wajah sedih, membuat aku iba melihatnya. Kalau tak ingat ini tempat umum, aku pasti sudah memeluknya sejak tadi.

“Aku kena aplikasi, Ge ….”

“Presentasi ulang?”

“Heeh.”

Aku yakin pertanyaan kenapa? tidak akan membawa pengaruh apapun selain menambah buruk perasaannya. Jadi, kutepuk pundaknya dua kali.

Don’t worry. You can do it. Nanti kutemani bikin revisi file presentasinya, ya?”

.

[7]

“Ge, besok kan kita kuis, jadi mau nggak kita—”

“Ji, AKU SUMPEK BANGET SUMPAH!” responku menyatakan keengganan.

Ia tertawa.

Okay, okay. Hang-out kita?”

YES!!”

Starbucks?”

Aku menggamit lengannya. “Call!”

“Tapi di sana kita belajar ya, Ge ….”

.

[8]

“Ji, aku deg-degan ….”

“Kenapa? Pleno hari ini kamu yang maju?”

“Iya. Aku dan kelompokku. Aku takut ….”

“Tapi kamu udah belajar dan nguasain materinya, kan?”

“Udah, sih …. Cuma, gimana nanti kalau aku stuttering di depan? Gimana kalau aku nge-blank? Gimana kalau—”

Jihoon menangkup wajahku dengan kedua tangannya. “Ge, percaya diri. You can do it.”

.

[9]

I don’t get it.”

“Apanya?”

Jihoon mengarahkan dagunya ke layar laptop. “Kenapa kalian bisa jatuh cinta pada tokoh pria dalam drama-drama? I mean like, aku juga bisa ngelakuin hal yang sama. Genggam tangan kamu—”

Ia benar-benar menyelipkan jemari tangannya di sela-sela milikku.

“memeluk—”

Kini ia mendekapku erat.

“dan … mencium?”

Aku mendelik, mencoba menerka apa untuk yang satu ini Jihoon juga akan melakukannya?

CHU!

Sialnya iya.

“Lihat, aku juga bisa melakukan semuanya, kan?”

.

[10]

“Ge, kamu nggak cemburu?”

“Tentang?”

“Cerita aku dengan partner lab-ku itu. Kamu nggak jealous?”

“Mmm-hmm.”

Jihoon tampaknya terkejut dengan jawabanku—terlihat dari ekspresinya.

“Serius?”

Kuberi kecupan pada pipinya sekilas. “Why should I? Ji, aku tahu kalian hanya partner lab. Nggak lebih. Dan lagi, aku tahu hatimu ada sama aku. Jadi, buat apa aku cemburu?”

 

-fin-

A/N

Oneul bam-eun juingong-eun naya, na! YUHUU!!
Aaaaaa how I wish I got myself a boyfriend as Park Jihoon here ㅋㅋㅋㅋㅋ

Anyway, mind to review? ^^

 

7 thoughts on “[Drabble-Mix] Ours

  1. ETDAH BUSYET AKU MALEM2 KELIMPUNGAN DI KASUR HABIS BACA INI..DRABLLE YG KEDUA ITU PLIS BANGET. WOY JI AKU JUGA BOKEK KALO LAGI TANGGAL TUA 😭 /matiin kepslok/

    Wes lah kakce. Ndak tau mau komen apa lagi. Udah lama gak baca ff nya mas jihoon. Eh sekalinya baca, langsung menggelinjang manjah 😁 Thanks kakce udah mengajarkanku kalau gaada yg gak mungkin di dunia ini. Terutama untuk mendapatkan oppa 😍

    Seeyou in the next fic kak mumumu 😘

    Liked by 1 person

    1. ini emang paliing enak dibaca saat jumat malam sambil tiduran di tempt tidur wkwkwkwkwk makin kerasa bapernya XD
      IYA ITU CURHATAN ANAK KOSAN YA TANGGAL TUA MEPET MULU HWHWHWHW
      makasih udah mampir jiyooo ^^

      Like

Leave a Review