[Vignette] Best Friends

BEST FRIENDS

 

-oOo-

“We are best friends, right?”

-oOo-

 

“BEST FRIENDS” by MINERVA RENATA

Starring by BAE JINYEONG (WANNA ONE), OLIVIA HAN (OC)

FRIENDSHIP, ROMANCE, SLICE OF LIFE | PG-15 | VIGNETTE

.

“Jinyeong, we are best friends, right?”

Kalimat tanya bernada rendah yang baru saja Olivia Han lontarkan ke udara itu pun terdengar sayup-sayup di telinga seorang pemuda yang kini tengah sibuk menuntaskan potongan terakhir cheese king pizza dalam genggamannya.

“Ya, tentu saja,” jawab Jinyeong tanpa berniat sedikitpun untuk mengubah titik fokusnya dari layar televisi yang kini tengah menayangkan episode “The Sign of Three” dari serial “Sherlock”.

“So, be honest with me. Who do you like?”

Bagaikan magnet, pertanyaan yang kali ini terlontar dari bibir gadis dengan setengah darah British mengalir dalam tubuhnya itu pun sukses membuat Jinyeong seketika menurunkan pandangan beberapa derajat, menatap sosok Olivia yang kini telah meletakan kepalanya dengan nyaman di atas pangkuan pemuda itu.

“Apa maksudmu, Olive?”

Olivia pun terkikik geli ketika mendapati bagaimana manik mata sahabatnya mulai bergerak tak nyaman. “Tak ada gunanya bertindak seolah-olah tidak paham dengan maksud ucapanku, Jinyeong. Aku tahu jika saat ini kau sedang menyukai seseorang,” ujar gadis cantik tersebut sembari tertawa renyah.

Jinyeong pun lantas meneguk saliva dan juga refleks menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Nampaknya, pemuda itu melupakan fakta bahwa Olivia adalah sahabatnya semenjak berada di bangku taman kanak-kanak. Terhitung sudah empat belas tahun lamanya mereka saling mengenal, sehingga pasti bukanlah hal yang aneh lagi jika gadis itu dapat teramat sangat memahami segala hal yang berhubungan dengan Jinyeong.

“Eumm. Well—begitulah kurang lebih,” cicit Jinyeong yang tengah berusaha setengah mati agar ucapannya tak sampai terdengar oleh Olivia, meskipun ia tahu hal itu tampaknya tidak mungkin terjadi mengingat betapa stereonya telinga seorang Olivia Han.

“Really?! Cepat beritahu aku siapa dia, Jinyeong.” Seketika gadis bersurai hitam pekat itu pun bangkit dari posisi tidurnya, segera mengambil posisi duduk bersila, dan beralih menatap pemuda disampingnya dengan sorot mata antusias.

“Dia adalah seorang gadis yang kucintai semenjak pertama bertemu. Sialnya, aku baru menyadari perasaan itu akhir-akhir ini,” ujar Jinyeong yang kini hanya dapat berpasrah diri.

“Oh! She must be very lucky girl,” timpal Olivia yang sampai detik ini masih enggan menanggalkan senyuman lebar di atas bibirnya.

“Sudahlah! Jangan membahas hal ini lagi. Kau membuatku malu, tahu?!” Jinyeong pun mulai mengacak-acak rambutnya tanda frustasi, juga menggeram kesal ketika menyadari kedua belah pipinya mulai memanas dan memunculkan rona kemerahan. Oh, sial! Pasti ia akan menjadi bahan olokan Olivia untuk satu minggu ke depan.

“Ah, jangan begitu dong, Jinyeong.” Olivia pun mulai memasang wajah memelas sembari bergelayut manja di lengan sahabatnya. “Since we’re best friends, I wanna meet her. Jadi, maukah sekarang kau menelponnya dan membuat janji untuk kita bertemu sore ini?” lanjut gadis yang masih tak gentar untuk mencoba meluluhkan hati Jinyeong dengan memasang ekspresi wajah menggemaskan itu.

“Tidak. Aku tidak mau!”

“Please, please, please!”

Rupanya Olivia memang benar-benar mengetahui titik kelemahan seorang Bae Jinyeong, terbukti dari bagaimana kini pemuda Bae tersebut lagi-lagi hanya dapat menghela nafas pasrah dan menatap gadis bermata hazel itu lekat-lekat.

“Kau benar-benar ingin bertemu dengannya?”

Olivia pun menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Jinyeong itu dengan anggukan cepat dan mantap. “Oleh karena itu, cepat telpon dia sekarang.”

“Baiklah, baiklah.” Jinyeong pun bangkit dari sofa sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya sebelum kemudian mulai melangkah ke salah satu sudut ruang tengah kediaman Han tersebut.

Manik mata Olivia pun mengekor ke setiap langkah yang Jinyeong ambil, dan gadis itu nampaknya memang telah benar-benar lupa tentang bagaimana cara untuk berhenti tersenyum.

Olivia terus menaruh seluruh atensinya pada Jinyeong yang tampak sibuk menimbang-nimbang sesuatu di ujung sana, sampai pada akhirnya suara dering ponsel pun mengintrupsi. Segera gadis itu mengambil ponsel miliknya yang tergeletak begitu saja di atas meja, dan dengan satu gerakan cepat ia pun menggeser tombol hijau yang ada pada layar.

“Halo.”

.

.

.

.

.

.

.

.

“I love you!”

.

.

.

.

.

.

.

.

 “Jihoon, apa maksudmu? Ini benar kau kan, Park Jihoon?”

.

.

.

.

.

.

.

.

Di sisi lain tampaklah kini seorang pemuda yang tengah menatap layar ponselnya dan sesosok gadis di ujung sana secara bergantian dengan sorot mata sendu. Sama sekali tak dipedulikannya lagi suara operator yang mengabarkan bahwa nomor yang dituju sedang sibuk itu masih meraung-raung dari balik speaker ponsel.

Entah mengapa kini rongga dada Jinyeong seketika terasa kian sesak dan seluruh ruang di dalam kepalanya pun menjadi berat.

Sial!

Nampaknya ia terlambat.

Dan sepertinya, seorang Bae Jinyeong memang hanya ditakdirkan untuk sekedar bersahabat dengan Olivia Han.

Tidak lebih.

-oOo-

 

Lagi-lagi bawa fiksi bertemakan friendzone.

Jadi, kalian team Jinyeong x Olive atau Jihoon x Olive?

Hehehehe

By the way, makasih banyak buat yang sudah sempetin baca dan kasih review ya 🙂